Senin, 16 April 2018

Ajal Pembenci Rasul

Sebelum diangkat menjadi Nabi, Rasulullah menikahkan dua putrinya dengan dua anak Abu Lahab, Utbah dan Utaibah. Ummu kultsum dinikahkan dengan Utaibah sementara Ruqayyah dinikahkan dengan Utbah.

Orang Quraisy terbiasa menikahkan anak-anak mereka dengan keluarga dekatnya. Hubungan Rasulullah dengan Abu Lahab adalah hubungan Paman dengan keponakan. Dengan demikian Utbah dan Utaibah adalah sepupu Rasulullah.
Singa padang pasir.

Ketika turun surat Al-Masad yang menjelaskan kebinasaan Abu Lahab dan istrinya, Abu Lahab berkata kepada kedua anaknya,"Sesungguhnya diharamkan bagi kamu untuk menemuiku hingga kamu berdua menceraikan kedua anak perempuan Muhammad."

Sementara ibu mereka, Ummu Jamil berkata kepada kedua putranya,"Ceraikan mereka wahai anakku! Sesungguhnya mereka berdua telah murtad dari agama nenek moyang kita."

Mendengar perintah kedua orang tuanya, Utbah dan Utaibah langsung menceraikan istri mereka. Utaibah datang kepada Rasulullah sambil membawa Ummu Kultsum. Dia berkata," Sesungguhnya aku kufur terhadap agamamu dan aku telah menceraikan anak perempuanmu. Karena itu janganlah engkau menemuiku dan aku pun tidak akan menemuimu." Lalu meludah ke arah Rasulullah.

Rasulullah bersabda kepada Utaibah," Aku memohon kepada Allah supaya Dia mengirimkan hewan buas untuk membunuhmu."

Kemudian pergilah Utaibah menuju Syam bersama rombongan pedagang Quraisy. Ketika singgah disuatu tempat bernama Az Zaraqa pada waktu malam, seekor singa mengelilingi mereka, sehingga  Utaibah terus berkata," Celakalah ibuku, Demi Allah! Singa inilah yang akan memakanku seperti yang dikatakan Muhammad kepadaku. Sesungguhnya Ibnu Abu Kabsyah (Rasulullah) telah membunuhku pada saat berada di Makkah dan aku berada di Syam."

Pada mulanya singa tersebut mengelilingi mereka, kemudian pergi. Rombongan kafilah menyuruh agar Utaibah tidur di tengah tengah mereka. Setelah mereka tidur, Singa itu datang lagi dengan melangkahi mereka lalu menggigit kepala Utaibah dan memecahkannya.

Sumber : Bonus Annajah edisi 149

This entry was posted in

0 komentar:

Posting Komentar