Beberapa hari belakangan ini, di akhir bulan Maret 2018. Di
sekitar rumah terdengar nyaring dan jelas kicau burung Kedasih.
Di tempatku orang orang menyebutnya Emprit Gantil, Pritgantil, atau Sirit Uncuing (Jawa Barat) bahasa latinnya Cuculus Merulinus.
Di tempatku orang orang menyebutnya Emprit Gantil, Pritgantil, atau Sirit Uncuing (Jawa Barat) bahasa latinnya Cuculus Merulinus.
Burung Kedasih. pict:omkicau.com |
Suara burung ini begitu khas wik..wik...wiiik.. menyeruak
diantara kicauan burung piaraan tetangga. Melengking dan terdengar di pucuk
pohon yang tinggi. Terdengar jelas.
Apalagi bersiul disaat malam hari setelah isya’ , tengah malam atau menjelang subuh. Lengkingannya membawa makna yang mengerikan.
Apalagi bersiul disaat malam hari setelah isya’ , tengah malam atau menjelang subuh. Lengkingannya membawa makna yang mengerikan.
Burung kedasih, sebagai makhluk tuhan selama ini dinisbatkan
sebagai burung yang membawa pesan kesedihan.
Karena telah beredar mitos, bahwa munculnya burung ini mengabarkan akan terjadi kematian di tempat yang disinggahinya.
Karena telah beredar mitos, bahwa munculnya burung ini mengabarkan akan terjadi kematian di tempat yang disinggahinya.
Mitos sebagai pembawa pesan kematian ini sudah mengakar dan turun
temurun berada ditengah tengah masyarakat.
Kepercayaan akan sebuah peristiwa kesedihan yang akan terjadi akhirnya mengendapkan kenyataan yang ada.
Rasa kepasrahan kepada Pencipta Makhluk seakan luruh oleh kepercayaan yang mengakar selama puluhan bahkan ratusan tahun.
Kepercayaan akan sebuah peristiwa kesedihan yang akan terjadi akhirnya mengendapkan kenyataan yang ada.
Rasa kepasrahan kepada Pencipta Makhluk seakan luruh oleh kepercayaan yang mengakar selama puluhan bahkan ratusan tahun.
Tidak sampai di situ, ada cerita juga bahwa pemburu burung
pun enggan dan menghindari untuk menembak burung ini.
Mereka beranggapan burung ini sebagai jelmaan syetan di dalam perutnya terdapat silet dan lain sebagainya.
Mereka beranggapan burung ini sebagai jelmaan syetan di dalam perutnya terdapat silet dan lain sebagainya.
Burung Kedasih sebagai pembawa pesan
kematian.
Tidak sepenuhnya kita
menyalahkan kepercayaan ini. Bisa jadi, suatu saat memang pernah terjadi
peristiwa kematian yang sebelumnya memang burung kedasih berkeliaran di tempat
itu.
Namun, kehadiran Burung Kedasih di sebuah tempat tidak bisa di klaim sepenuhnya kalau akan terjadi bencana kematian.
Namun, kehadiran Burung Kedasih di sebuah tempat tidak bisa di klaim sepenuhnya kalau akan terjadi bencana kematian.
Selayaknya kita menyandarkan segala sesuatu yang terjadi di
dunia ini atas izinNya.
Suara burung yang merdu yang dimiliki Kedasih bukanlah pertanda hal yang buruk.
Yakinlah. Karena Sang Penguasa Alam telah menyampaikan kabar kepada kita.
Dan kepada Allah hendaknya engkau bertawakkal, bila kalian memang orang-orang yang beriman” (QS. Al Maidah : 23)
0 komentar:
Posting Komentar