Minggu, 04 Maret 2018

Yang Begitu Terkenal Bagi Orang Jogja

Apa yang menarik dari sebuah Koran tua? Karena isi berita yang khas dan sesuai dengan karakter pembacanya. Inilah gambaran sekilas tentang Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. Koran tertua terbit di Yogyakarta dari tanggal 27 September 1945 yang menjadi salah satu icon bagi masyarakat DIY.
SST-KR Rubrik yang paling di nanti pembaca KR Jogja

Salah satu rubrik yang dinanti dan tidak terlewatkan ketika membaca Koran ini adalah rubrik “Sungguh Sungguh Terjadi” (SST-KR).  Berada di halaman depan pojok kanan bawah dengan huruf tebal mencolok. Kehadirannya bisa jadi mengalahkan Head Line surat kabar tersebut.

Seperti iklan di Harian KR, Rubrik SST KR ini, muncul setiap hari terbit. Bahkan ketika hari Ahad, ada space khusus di halaman tengah dengan menampilkan lima atau enam artikel SST sekaligus. Ini dikarenakan banyaknya pengirim artikel SST setiap harinya dari pembaca.
Parade SST terbit setiap hari Ahad

Konon, hampir setiap hari redaksi menerima puluhan artikel minimalis SST dari penjuru DIY maupun Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan, betapa antusias warga untuk berpartisipasi dalam menyampaikan pengalaman yang unik dan menarik di media ini.

Begitu banyak dan beragam penulisnya, maka terbentuklah grop penulis SST Kr  yang beranggotakan para penulis SST-KR ini. Layaknya sebuah perkumpulan acap kali mereka bertemu untuk berbagi dan saling bertukar informasi.

SST-KR memang melegenda, hadir setiap hari menyapa dengan konten yang lucu,menarik,aneh dan menginspirasi. Penulisnya pun beragan dengan berbagai latar belakang social dan pendidikan. Peneliti, dosen,tukang becak, pedagang mainan,loper Koran,dokter, hingga mahasiswa yang sedang belajar menulis.

Karena intensnya penulis SST-KR mengisi rubrik ini, membuat mereka  terkenal bak sebagai seorang public figure. Bisa dilihat nama nama yang cukup beken adalah DR Warsi dari Gumilir Cilacap, seorang doctor yang sering melakukan perjalanan ke luar negeri, artikel tulisannya berisi apa yang ditemui disana. Hamdan Daulay, seorang dosen UIN SuKa, penulis rubric opini pun masih menyempatkan waktu mengisi tulisan ringan di SST-KR. Nama nama lain yang cukup beken adalah Suwarno, Harkit Sasmito,dr Wildan dll.


Meski isinya sangat sederhana, ternyata tidak semua tulisan yang dikirim bisa lolos dari seleksi di meja redaksi. Pemilihan kata yang singkat, konten yang menarik, unik, tentu menjadi bahan pertimbangan.

Menulis di Rubrik SST-KR tentu dengan berbagai motivasi, seperti wahana latihan untuk menembus tulisan di sebuah surat kabar, Menambah income, mengisi masa masa pensiun atau hanya untuk mengisi waktu luang.

Berapa honor yang diperoleh ketika tulisannya masuk ke SST-KR? Beberapa waktu yang lalu mendapatkan imbal tulisan sebesar Rp. 50.000,- untuk sekali pemuatan. Jika setelah dua minggu tidak termuat, maka redaksi akan mengirimkan lewat wesel pos.


Semoga harian Kedaulatan Rakyat tetap bisa eksis diantara laju zaman yang terus menggilas.

Bantul 04032018

0 komentar:

Posting Komentar