Selasa, 04 Desember 2018

Menyusur Desa Legendaris Mangir

Ada beberapa titik tujuan gowes kami. Saudara jauh dari anggota jamaah, tempat wisata, studi banding, silaturahmi ke jamaah masjid tertentu.

Ahad, 1 Desember 2018 rombongan gowes bertualang ke Dusun Mangir Sendangsari Pajangan Bantul.

Sebuah nama yang legendaris seantero jogja dan sekitarnya adalah Ki Ageng Mangir Wonoboyo.

Berada di sisi barat Kabupaten Bantul, Dusun Mangir diapit dua Sungai yaitu sungai Bedog dan Sungai Progo. Secara umum masih terlihat asri pepohonan terutama bambu Petung masih cukup lebat.

Dusun Mangir terbagi atas tiga yaitu Mangir kidul, Mangir tengah dan Mangir Lor. Bisa dicapai melalui Lapangan Gesikan ke Barat, bisa juga dari wilayah Pandak dan dari Jalur Pajangan Sedayu.

Berikut foto foto kegiatan kami pagi itu.

Jalur yang kami tempuh dari Lapangan Gesikan ke barat, melalui saluran air dan persawahan yang masih nampak alami dan asri.

Rombongan terdiri dari 19 orang

Melewati jembatan rusak dalam proses perbaikan di kampung Ngentak Mangir.

Sungai Bedog tampak surut meski berada di musim penghujan.

Pintu gerbang desa witasa Mangir dengan nuansa gaya majapahitan.

Memasuki petilasan Mushola, Randu Alas 

Inilah Mushola lawas yang masih dipertahankan keasliannya.

Berfoto di depan pohon randu alas yang sudah berusia puluhan tahun.




Masih terlihat banyak sampah di Bendungan Ngancar sebelah selatan desa Mangir. Nampak begitu kurang sedap di pandang mata.

Disebelah utara juga demikian, genangan sampah berhenti dibawah pintu air.

Rabu, 14 November 2018

Nikmati Sensasi di Masjid Ini

Ada beberapa masjid megah dan indah di kawasan Kabupaten Sleman. Belum lama berdiri dan langsung terkenal adalah Masjid Suciati. Malah sebagian orang meluangkan waktu berwisata di masjid ini.

Masjid Suciati berada di Jalan Gito Gati dekat dengan Alun alun dan kompleks perkantoran Kab Sleman. Dibangun oleh seorang pengusaha ayam, Ibu Suciati Saliman.

Selain Masjid Suciati beberapa kampus di kawasan Sleman tidak kalah megahnya. Masjid Kampus UII Masjid Ulil Albab, Masjid Kampus UGM dan tidak lama lagi Masjid Rumah Sakit dr Sardjito masih dalam tahap pemugaran.
Masjid Baitunnur Ngaglik Sleman.

Namun, menurutku ada sebuah masjid yang indah di kawasan Kabupaten Sleman. Berada di Jalan Kaliurang Km 10,5 berada di Kampung Sardonoharjo Rt 02 Ngalangan Sinduharjo Ngaglik Sleman. Namanya Masjid Jami' Baitunur.

Sampeyan pernah kesini?

Beberapa poin yang membuat masjid ini mempunyai nilai plus di banding masjid yang lain. (menurut aku ya hehe)

1. Letak masjid tidak berada disisi jalan raya, menjadikan suasana beribadah lebih khusuk dan tenang.

2. Tempat parkir yang begitu luas, memanjakan para pembawa kendaraan mobil dan motor.

3. Lingkungan parkir rimbun dengan pepohonan tertata rapi, bersih dan rindang. Kendaraan dijamin tidak panas.

4. Di bawah masjid terdapat sungai yang airnya mengalir alami. Berada di dalam masjid suasana syahdu dan sejuk. Udara panas akan tersapu angin dan air yang mengalir di bawahnya. Tanpa harus memasang AC pendingin.

5. Gemericik air sungai menambah suasana terkesan berada di alam pedesaan yang menentramkan.

6. Imam masjid bersuara merdu enak untuk di nikmati .

Ada seorang temen yang mengatakan, jika masjid ini berscore paling tinggi diantara masjid yang berada di Jalan Kaliurang Yogyakarta.

Jika sampeyan penasaran, silakan sekali waktu mampir ke masjid ini. Ancer ancernya, sebelah utara Pasar Gentan masih ke utara. Setelah Swalayan mina utaranya ada pintu gerbang masuk kampung. Masuk ke gerbang itu. Masjid berada di sebelah selatan jalan.

Apakah adalagi masjid yang senyaman ini???

Minggu, 04 November 2018

Gowes Perdana : Green Banyon

Hari Ahad 04 November 2018 Jam 05.00 tet temen temen sudah ngumpul di halaman masjid Baitul Muqoddimah Bantul.

Even gowes bareng bapak remaja dan anak anak baru pertama di laksanakan. Menyenangkan memang.

Rute yang ditempuhpun ternyata luar biasa meski hanya dekat dekat lingkungan rumah.
Jam 05.00 sudah ontime ngumpul.
Start dari masjid Agung manunggal Bantul melajur lewat jalan raya Bantul hingga perempatan Gardu Wisata Kasongan.  Sampai di depan pohon Ringin berhenti sejenak untuk minum.

Rehat di depan pohon Ringin kasongan.



Jalur perpulangan setelah melewati Desa Wisata Kasongan menyisir pinggir sebelah barat sampai ke Dusun Kalipucang. Dari sini ada jembatan baru, melalui persawahan yang tidak begitu luas memasuki kampung Pendowo.

Dari ujung kampung masuk ke arah barat sampai pada sebuah jalan kecil diapit Sungai Bedog dan salurah air Pendowo jalan lurus ke selatan.

Tepat sampai aspal jalan Kalangan belok ke kanan menuruni diatas jembatan kali Bedog hingga ke ujung pertigaan. Sampai pertigaan Kalangan ambil ke kanan lurus sampai gerbang kampung Jipangan.

Pedukuhan Jipangan terkenal sebagai sentra kerajinan Kipas dari bambu. Disinilah ada obyek wisata yang sedang di garap.


Setelah memasuki Gerbang Kampung Jipangan pas di pertigaan ada tempat untuk parkir. Menuju area wisata yang sedang di garap di sebelah selatan Bendungan Pendowo.

Berada di belakang kampung Banyon, lebih asyik kalau di namai Green Banyon (sekedar usaulan nama pak) namanya sudah cukup menjual. hehe...

Rumpun Bambu Petung berada di area ini.
Rumpun Bambu Petung.
Dibagian atas sudah di bangun Gazebo gazebo permanen untuk peristirahatan.


Menuruni dari tempat gazebo ke bawah melalui jalur jalan setapak menuju area cukup luas. Cocok untuk arena permainan dan outbond. Karena belum tergarap pagi itu terlihat daun empring bertebaran disana sini.


Area Out Bound.
Karena sedang musim kemarau, debit air sungai Bedog berkurang drastis. terlihat sebagian dasar sungai dan tebing di pinggiran sungai.


Tebing sungai Bedog terlihat berkarang karena debit air Sungai berkurang karena kemarau.

Kondisi air seperti ini tidak memungkinkan untuk kegiatan Rafting disini. Bisa bisa perahu karet mogok di perjalanan.



Inilah penampakan Bendungan Pendowo dari area calon obyek wisata Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul.
Air terlihat jernih dan bening tanpa aliran limbah dari pabrik gula Madukismo.
Berada di kawasan obyek wisata yang berada disekitarnya, sangat mendukung untuk pengembangan obyek ini. Dekat dengan Obyek Wisata Goa Selarong, Desa Wisata Kasongan maupun Kampung kerajinan Krebet Pajangan.

Tentu di perlukan kerja keras semua pihak untuk mengangkat calon obyek wisata ini, Green Banyon. hehehe..

Bantul 04 November 2018

Sabtu, 03 November 2018

Belajar Semangat dari Bu Pairah

Semangat mengaji di kalangan ibu ibu memang luar biasa. Di mana tempat hampir semua majelis taklim di penuhi ibu ibu. Demikian pula di salah satu majelis taklim pembelajaran baca al qur’an di salah satu kampung di Kecamatan Minggir Sleman.
Ibu ibu bersemangat mengaji. Foto : koleksi pribadi

Salah satu dari peserta adalah Bu Pairah usia sekitar 74 tahun. Kerinduan yang dalam untuk bisa membaca Al Qur’an melecut semangat dan rintangan yang ada.

Karena di kampungnya tidak ada tempat untuk belajar membaca Al Qur’an, maka beliau mengikuti ditempat lain kalurahan.

Jarak dari rumah dengan tempat pengajian sekitar 3 km. melewati jalan rusak sepanjang hamparan persawahan. Dengan menaiki motor sendirian.
Berangkat mengaji tanpa ada teman, sudah merupakan nilai lebih tersendiri.

Jika tidak ada keperluan berarti maupun sakit, setiap kamis sore selalu hadir awal di majelis taklim.

Karena sudah cukup sepuh, daya tangkap dan ucap Bu Pairah tentu jauh dari peserta yang masih muda. Hal inipun tidak membuat minder semangatnya untuk bisa membaca qur’an.

Dari awal belum mengetahui jenis huruf hijaiyyah dan setelah berbilang tahun barulah bu Pairah mulai sedikit lancar membaca Al Qur’an.

Perjalanan yang ditempuh bukannya lancar lancar saja. Sudah dua kali beliau terjatuh dari sepeda motornya ketika berangkat mengaji. Hal ini juga tidak mengendurkan semangat mengajinya. Subhanallah luar biasa.

Proses dalam meraih cita cita seperti inilah yang nanti akan dinilai Allah SWT bukan hasilnya. Sudah belajar bertahun tahun, namun hasilnya masih terbata bata tentu tidak mengurangi pahala dalam mengaji.


Bagaimana dengan kita?

yang pengin ngaji qur'an dari awal wa 087738137036

Bantul 03-11-2018

Rabu, 31 Oktober 2018

Hobi Bapak Ini Luar Biasa !

Kami bertemu dengan beliau di ruang tunggu di poli sebuah rumah sakit. Perawakannya gemuk berkacamata, penuh ceria dan supel kepada sesiapa.

Hampir kepada semua diakrabinya. Banyak senda gurau penuh keceriaan, meski saat itu berada di tempat orang dengan sakit yang relatif berat.

Setelah berkenalan, baru saya tau kalau bapak ini salah satu pasien yang lebih dua puluh tahun antri untuk mendapatkan perawatan kesehatan dan obat disini.

Dua puluh tahun, waktu yang cukup lama.
Foto sebagai illustrasi. dari Raihan Sid

Beliau seorang pengajar di sebuah perguruan tinggi.

Penyakit yang dideritanyapun bukan sembarang penyakit biasa. Beberapa penyakit kelas berat pernah beliau alami. Jantung,gagal ginjal dll. Berobat hingga ke Singapura pernah dijalani.

Dengan rentang waktu yang cukup lama bergelut dengan penyakit. Namun semangat dan optimisme yang sangat tinggi, membuat usia kelihatan lebih muda.

Tidak jarang, bapak ini memberikan banyak motivasi bagi penderita lain yang berada di tempat ini.

Ada dua hal hobi bapak ini yang luar biasa.

Pertama, satu hari dalam sebulan, bapak ini selalu berkeliling ke rumah sakit, masuk ke bangsal dan menemui seorang pasien. Pasien yang sebelumnya tidak beliau kenal.

Sampai di sana, beliau beramah tamah, bersilaturahmi.

Tentu keluarga pasien terkaget kaget dengan kedatangannya.

Di akhir kunjungan beliau, tidak lupa mendoakan pasien dan memberikan amplop kepada keluarga pasien. Subhanallah.

Kedua, satu hari dalam sebulan, beliau berkeliling untuk mencari orang yang meninggal dunia. Ketika mendengar pengumuman di masjid beliau catat dimana alamatnya. Atau berkeliling mencari bendera putih berkibar.

Disitu beliau bersilaturahmi dan menshalatkan jenazah tak lupa mendoakannya.

-------------------------------------------------------------------------------------

Saya kurang tau persis, mengapa bapak ini memilih hobi yang berbeda.

Hanya bisa disimpulkan bahwa dengan banyak silaturahmi dan berkunjung orang yang kesusahan akan membahagiakan dan menghidupkan hati.

Mungkin anda tertarik untuk meniru hobby bapak ini??

Minggu, 14 Oktober 2018

Begini Cara Iklan di KR Jogja

Untuk pasang iklan di harian Kedaulatan Rakyat dan Tribun Jogja ternyata begitu mudah dan efisien.

Hanya tiga klik lewat WA anda, materi iklan sudah siap tayang di media lokal kota Yogyakarta.

Dimanapun posisi anda saat ini tidak akan sulit ketika sinyal handphone anda tergapai.

Silakan cek lampiran gambar di bawah ini.





Sabtu, 13 Oktober 2018

Relawan Masjid Begitu Pentingkah?

Dari masjid membangun masyarakat madani.

Masjid mestinya menjadi sentra seluruh kegiatan dimensi kehidupan. Dari pendidikan, ekonomi sampai kemanusiaan. Membangun manusia untuk patuh dan taat kepada Rabbnya. Di sisi yang lain, manusia mempunyai nilai bermanfaat bagi manusia lainnya.

Berangkat dari sini, maka peran masjid semakin urgen dan fundamental dalam membangun masyarakat secara umum. Seperti yang telah dilakukan Rasulullah Muhammad SAW.

Salah satu ciri masjid dikelola dengan manajemen kekinian adalah mulai lengkap piranti organisasi ketakmiran. Ada devisi kebersihan, baitul maal, klinik kesehatan, olah raga dan lain lain.

Devisi yang ada untuk menjawab kebutuhan jamaah yang dari waktu ke waktu berangsur mengalami kemajuan. Banyaknya anggota jamaah masjid mesti dibarengi dengan pelayanan dan pemberdayaan anggotanya.

Masjid yang dikelola secara tradisional kadang masih belum cukup untuk melangkah maju berhadapan dengan majunya zaman.

Sebuah devisi pemberdayaan anggota dan pengurus takmir adalah terbentuknya relawan masjid.

Kita kemukakan ide kemunculan relawan masjid untuk menanggapi permasalahan yang di temui personal jamaahnya.

Relawan lebih di tuntut untuk setiap saat mampu meringankan beban dan musibah yang sedang dialami jamaah masjid tersebut.

Bagaikan relawan bencana alam, relawan masjid lebih diutamakan mempunyai sikap tanggap dan cekatan memberikan pertolongan yang bersifat fisik dan sosial dalam batas kemanusiaan.

Karena untuk kebutuhan ekonomi ataupun finansial akan tertopang dengan keberadaan baitul maal.

Kemajuan pendidikan jamaah akan tertopang para asatidzah yang mempunyai ilmu agama yang mumpuni.

Sebagai contoh. Ketika ada anggota jamaah masjid yang sedang terkena kecelakaan. Mau tidak mau dia berhenti dari aktifitas keseharian. Pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan harian menjadi kalang kabut.

Sawah yang menjadi tanggung jawab pekerjaannya terbengkalai. Rumput tumbuh liar hingga menyebabkan gagal panen. Hal ini bisa teratasi jika relawan tanggap membantu menyiangi rumput tersebut. Dengan 10 relawan sehari selesai menyelesaikannya.

Ketika ada keluarga jamaah masjid opname di rumah sakit. Kebetulan tidak ada keluarganya, anak anaknya semua diluar kota, sementara saudara dekat tidak ada. Maka peran relawan menjadi sangat penting dalam kondisi seperti ini.

Untuk menempati posisi relawan masjid tidak dibutuhkan kemampuan ceramah agama, retorika yang bagus, bekal ilmu quran yang memadai dan lain lain.

Cukup dengan sikap tanggap dan enthengan, sudah menjadikan dakwah lebih berarti bagi masyarakat sekelilingnya.

Ide pembentukan relawan masjid mestinya menjadi agenda penting dan mendesak bagi para takmir masjid seIndonesia.

Berawal dari masjid mari kita galang kemajuan umat Islam yang berperadaban.

Bantul,13102018

Senin, 08 Oktober 2018

Mawlynnong, Desa Terbersih Se-Asia yang Menginspirasi

Bermula dari wabah kolera, penduduk Mawlynnong berbenah.  Upaya yang ditempuh adalah dengan membersihkan desa dan berkomitmen menjaganya agar selalu bersih. 

Kebiasaan menjaga lingkungan ini akhirnya ditularkan turun temurun hingga kini. 

Dalam kebiasaan di Desa Mawlynnong, kaum wanitalah yang mengorganisir kegiatan bersih-bersih.

Emang dimana Mawlynnong itu?? 
Mawlynnong adalah sebuah desa di distrik East Khasi Hills di negara Meghalaya di India Timur Laut. Kondisi lingkungannya seperti kebanyakan desa di Indonesia.

Kota ini terkenal dengan kebersihan dan daya tarik alaminya. Itu datang di bawah blok pengembangan komunitas Pynursla dan konstituensi Vidhan Sabha.

Pada 2003 Malynnong dikukuhkan sebagai desa terbersih di Asia. 

Ada banyak desa wisata bersih nan asri di berbagai penjuru dunia, tapi yang paling moncer ada di tiga tempat. Yakni di Belanda, desa Panglipuran di Bali, dan desa Malynnong India.

Beberapa kebiasaan dan tradisi yang terjadi di Mawlynnong adalah sebagai berikut : 

1. Tersedia tong sampah di setiap sudut desa.
2. Kompos pengolah sampah
3. Anti Kantong Plastik dan rokok
4. Denda lingkungan
5. Kesadaran warga
6. Rutin tanam pohon.
7. Sanitasi lancar
8. Kemandirian wanita
9. Melek Aksara.

Sebagian dari kebiasaan yang terjadi di Desa Mawlynnong sebenarnya sudah kita lakukan di kampung kampung kita. Hanya perlu ditingkatkan dan di seriusi sehingga akan tercipta lingkungan yang asri.

Yuks, kita awali dari rumah kita sendiri.

Foto dan tulisan diolah dari berbagai sumber. 
Menjangan.id. Republika.co.id

Minggu, 07 Oktober 2018

Tikungan Maut Kaliurang Dlingo

Kaliurang. Orang mengenalnya sebagai obyek wisata dibawah Gunung Merapi di sisi utara Kabupaten Sleman.
Sungai Kaliurang sisi selatan.

Sungai Kaliurang sisi Utara.

Namun, Kaliurang yang satu ini adalah, sebuah sungai yang diatasnya ada tikungan maut. Berada di Kecamatan Dlingo Kab. Bantul diantara kota Kecamatan Dlingo menuju area wisata Desa Wisata Mangunan.
Rambu warga : Tikungan Maut.

Tikungan maut? Yups begitulah. Sebelum sampai di atas Jembatan Kaliurang jalan menurun dan berkelok tajam. Baik dari Barat atau dari timur, semuanya sampai di jembatan Sungai Kaliurang.
Monumen Kecelakan anggota DPRD Bantul

Turunan dari Barat di mulai setelah kita meninggalkan kampung Seropan III, melewati perbukitan kecil jalan terus menurun dan berkelok tajam ke kanan.

Sebuah bis rombongan DPRD Kab Bantul pernah mengalami kecelakaan di tempat ini. seorang diantaranya meninggal hingga di buat sebuah monumen di dekat jembatan.
sampai turuan bawah.

Turunan dari Timur bermula setelah meninggalkan bekas Pasar Dlingo. Jalan tiba tiba berkelok dan menurun tajam (Jawa:Njuleg).
Jalur timur dari Pasar Dlingo lama.

Jalur dari timurpun sudah tidak terhitung lagi menelan korban. Seorang perangkat kecamatan Plered menjadi korban di jalur ini setelah empat hari baru diketemukan beserta motornya.
Sungai Kaliurang.


Saya sendiri pernah terjatuh di tempat ini. Baru pertama kali lewat, jalan sangat curam, rem tidak bisa dikendalikan. Motor menabrak batu.

Di batu inilah, motor aku tabrakan biar berhenti.
Kawasan Kecamatan Dlingo akhir akhir ini menjadi destinasi wisata di Kabupaten Bantul. Obyek wisata baru di buka. Jalan menuju Mangunan lebar dan halus.

Hanya, ada beberapa jalur yang sangat berbahaya bagi yang belum pernah melewatinya. Apalagi armada harus benar benar sehat dan belum terlalu tua.

Jika anda melewati jalur ini, pastikan rem pakem dan berhati hati.

Minggu, 30 September 2018

Menyusur Kampung Geger Pundong Bantul

Sedari kecil rasa penasaran itu hadir. Tatkala aku berada di pinggir persawahan kampung  menghadap ke arah Tenggara. Dari kejauhan terlihat pegunungan hijau memanjang.

Diantara hijaunya bukit, terlihat warna putih tergurat tipis menurun.

Setelah dewasa baru tau, kalau bukit memanjang itu masih masuk Kabupaten Bantul, kirain Gunung Kidul.

Sebagian masuk Kecamatan Kretek dan sebelah timur masuk Kec Pundong dan Imogiri.

Teman dari Pundong mengatakan kalau di puncak bukit ada kampung bernama "Geger".

Dalam bahasa Indonesia "Punggung". Karena pegunungan yang memanjang mirip dengan punggung orang yang sedang tiduran. Orangnya sedang tengkurep ya...hehe.

Bukit selatan Pundong.
Dengan sudut yang berbeda. Bukit Pundong.
Perjalanan diawali dari perempatan Pasar Pundong ke selatan. Jalan baru jembatan baru masih kinyis kinyis mulus memanjakan siapa saja yang melewati.

Akses penduduk di Kecamatan Pundong kidul kali sangat terbantu dengan dibukanya jalur ini. Para pelancong pantai Parangtritis dan sekitarnya menjadi jalur baru menikmati alam pedesaan.

Disepanjang jalan ini terlihat aktifitas penduduk kampung mencari pakan ternak.

Sebagian masih jalan kaki, sebagian yang lain menggunakan sepeda onthel.
Karena masih pertama kali menyusuri perbukitan Pundong, setelah sampai di jalan Kretek Imogiri, segera kucari jalan akses masuk ke perbukitan. Dari jembatan Pundong belok ke kiri 20m trus masuk ke selatan.

Memasuki jalan aspal namun agak sempit.

Masuk kampung Soka masuk kedalam lurus. Setelah sedikit berkelok hingga sampai jalan menikung ke kiri tajam berangsur keatas. Jalan cor masih baru dengan tanjakan  tajam dan memanjang. Gigi motor masuk satu saja.

Jalan Cor masuk kampung Surotopo.
Jalan ini penuh dengan tikungan tajam menaiki bukit lumayan panjang. Termasuk jalur ekstrem bagi pengendara sepeda. Panjang tanjakan sekitar 500m. Hingga sampai ke Kampung Surotopo.

Melewati kampung Surotopo sampai pol di pertigaan jalan. Terus ikuti ambil arah ke kiri. Disini ada plang menunjukkan arah Pantai Parangtritis, Dusun Jorong, Dusun Blado dan Dusun Geger.

Penginnya menuju Pantai Parangtritis, namun karena waktu yang sempit ku ambil arah kampung Geger.
Lurus ke utara sampai di Kampung Geger, terlihat SD Muhammadiyah Geger berada di Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Bantul

Di depan gedung SD Muhammadiyah Geger terdapat pohon beringin besar dan ada tuk air. Gak sempat memfoto karena banyak anak sedang istirahat.

Lurus ke utara menyusuri kampung untuk kembali ke jalan utama.

Gerbang selamat jalan di Kampung Geger.
Gerbang Dusun Geger dengan aspal hotmik.

Di depan gerbang Dusun Geger di sebelah timur terdapat Gapura Dusun Blado yang sudah masuk Kab. Gunung Kidul. Disinilah perbatasan antara kedua Kabupaten itu.

Menuruni bukit dari kampung Geger begitu nyaman. Lewat jalur timur ternyata akses jalan lebih landai dan halus hingga sampai ke Kampung Nambangan.

Rute ini menjadi alternatif bagi petualang yang ingin sampai ke Pantai Parangtritis melalui jalur dalam.

Pemandangan persawahan dan perbukitan. Aktifitas warga di pedesaan tentu membawa suasana lebih menyegarkan pikiran.

Kapan kita dolan dolan bareng lurrr.???

29 September 2018.