Rabu, 11 Juli 2018

Ngerinya Tersesat di Jalan Itu

Meski selamat hingga sampai ke rumah kembali tanpa suatu apapun, pengalamanku sore itu begitu sangat berkesan bagiku. Ngeri! bagai berada di alam lain.

Jika bukan karena tanggungjawab, mestinya hal itu tidak aku lakukan.
Pantai Parangtritis dari sebuah masjid di Pinggiran JLSS.

Sore itu, kira kira jam empat sore aku berada di rumah salah seorang kenalan di kawasan obyek wisata Parangtritis Yogyakarta.

Kedatanganku untuk menanyakan jalur alternatif dari jalan utama jembatan Kretek menuju Pantai Parangtritis. Dia mengatakan kalau ada jalur yang menghubungkan lokasi tersebut.

Aku hanya seorang diri saat itu.

Sudah menjadi kebiasaan, jika ada acara jalan jalan mesti aku ditunjuk sebagai surveyor sebelum pelaksanaan. Aku dikenal sebagai orang yang banyak waktu luang dan wawasan yang lebih dibanding temen yang lain.

Aku sendiri juga suka pada sesuatu yang baru.

"Iso mas, sampeyan engko ngliwati dalan sing ngalor kae. Diturut terus engko suwe suwe rak tekan jembatan Kretek." Kata kenalanku.

Waktu sudah menunjukkan pukul hampir setengah lima sore.
"Rapopolah...." diriku memberi semangat.

Motor masih baru belum lama keluar dari showroom, melaju menelusuri area hotel dan penginapan kawasan utara Pantai Parangtritis. Sendirian. Jalan mulai menanjak dan aspal terasa tidak halus lagi.

Beberapa saat kemudian, mulai kutinggalkan area pemukiman hotel. Dan mulai memasuki hutan dengan jalan tanah. Aspal sudah hilang hanya sisa sisanya saja yang kelihatan.

Saat itu suasana dingin karena barusan terguyur hujan.

Menelusur jalan yang rusak. Kanan kiri depan belakang hanya pepohonan tinggi. Angin bertiup keras menerpa diriku.

"Lanjut atau tidak yah...kog sepi begini..." Diriku termangu.

Aku merasa sudah cukup jauh menyusuri jalur alternatif. Sepi Sekali. Kucoba menoleh kebelakang. Oh...deburan ombak masih terlihat berarti aku masih berada tidak jauh dari kawasan wisata padahal sudah cukup lama aku bersepeda.

Rasa takut mulai menghampiri. Beberapa kali motor hampir hampir terpelesat jatuh karena licinnya jalan.

"Ya Allah...Astaghfirullah..." Perjalanan yang sangat menakutkan. Dengan sempoyongan dan semangat motor terus kupacu hingga seolah sampai kepada ujung sebuah bongkahan bukit.

Ya...didepanku terlihat sebuah bukit tinggi. Apakah jalan ini sudah berujung??

Rasa takut mencoba kuhilangkan. Jalan yang rusak, licin berusaha aku nikmati. Sepi. Tidak bertemu dengan makhluk apapun. hanya pohon pohon tinggi dan suara angin keras menderu.

Kembali kutengok kebelakang, pantai masih disisi selatan berarti aku masih berada tidak jauh dari pantai. Hingga sampai berapa lama rasa takut ini. dan apa nanti yang akan terjadi?

Akankah terjadi sesuatu pada diriku??
Hampir satu jam aku berada dalam kondisi yang menakutkan.

Aku terus bersabar. hingga sampailah aku di sebuah jalan ketika kulihat disebelah barat terlihat kampung nun jauh disana. Dibelakangku tidak lagi terlihat pantai. Nah, berati aku sudah berada di jalur yang dekat dengan jembatan Kretek.

Sayup sayup  mulai terdengar Adzan. Nyess rasanya.

Motorku sudah menapaki jalan aspal cukup halus dan sampailah aku di tempat Wisata Watu Lumbung. Disini sudah mulai nampak motor motor dan berpapasan dengan orang orang. Dan tidak lama aku sudah berada di Jembatan Kretek bersiap untuk kembali ke rumah.

Alhamdulillah. Aku selamat dari petualangan yang luar biasa.

Tips: Jangan sekali kali melalui jalan yang tidak jelas informasinya apalagi sendirian..

3 komentar:

  1. Hmm.. Butuh ketenangan dan tawakal yg kuat.. Alhamdulillah selamat.. Lanjutkan kang..

    BalasHapus
  2. Alhamdulillaah,iku survei utk acr brukutny ya..

    BalasHapus