Minggu, 01 Juli 2018

Bagaimana Jika Anda Begini?

Usai menunaikan shalat Isya' di masjid terdekat. Malam itu, ingin rasanya berkunjung ke rumah saudara. Entah apa kog rasa "ingin" itu begitu menggebu.

illustrasi
Berada di ruang tengah rumah saudaraku yang sakit. Umurnya sekitar 47tahun. Terlihat badannya semakin kurus, dengan tidur melengkung miring ke kiri.

Sudah hampir tiga tahun saudaraku ini menderita stroke.

Berangsur angsur kondisi fisiknya semakin  melemah. Ketika terserang pertama kali langsung opname ke rumah sakit sekitar seminggu. Selanjutnya therapi ke rumah sakit atau alternatif dengan mengundang tabib.

Dari bisa berjalan tertatih, kaki lama kelamaan susah di gerakkan dan sekarang hanya bisa tiduran diatas tikar di ruang tengah.

Beberapa kali terjatuh dari kursi roda ketika kejang kejang menghampiri secara mendadak. Kejang hadir rerata sebulan sekali bagi penderita syaraf.

Akibat terjatuh kadang berakibat fatal bagi si sakit.

Istrinya yang dulu bekerja sekarang di rumah merawatnya. Satu anaknya bekerja menjadi tulang punggung keluarga, dan satunya masih sekolah.

Rumahnya seringkali terlihat lengang, tidak ada tawa canda meriah memenuhi ruang ruangnya.

Si sakit selalu berpesan kepadaku untuk selalu menjaga kesehatan. Sehat adalah segalanya. Sekali waktu dia mengenang masa masa sehat. masa ketika segalanya nampak indah dan menggairahkan mengarungi kehidupan.

Namun itu dulu. Sekarang waktunya banyak dia pergunakan untuk merenung dan tergolek lemah sambil berharap sehat segera menghampirinya.

Sahabat...Adakalanya kita harus berkunjung ke rumah pesakitan. Dari situlah rasa syukur menyeruak. Bahwa sehat itu tidak selamanya bersama kita. Sakit atau bahkan mati menjadi bagian dari ritme kehidupan selama di dunia.

Bantul, 29 Juni 2018

0 komentar:

Posting Komentar