Selasa, 08 Mei 2018

Dilema Petani Bantul

Sebagian besar petani saat ini di wilayah Kab Bantul (mungkin yang lainnya juga ya) rerata berusia diatas limapuluh tahun. Kerap dijumpai di persawahan yang kita lalui orang orang tua yang seharusnya istirahat di rumah, masih terlihat bekerja keras diantara lumpur dan air.
foto:dream

Sudah menjadi fenomena umum, sebagian kaum muda di Bantul lebih suka untuk bekerja sebagai selain petani. Karena menggarap sawah tidak menjanjikan masa depan yang cerah, begitu kira kira benak para pemuda.

Lahan yang mulai menyusut dengan didirikannya bangunan, kebutuhan tempat tinggal menjadi salah satu sebab berkurangnya lahan pertanian. Sebagian keluarga bahkan lebih senang menjual sawahnya, hasil dari jual sawah dipergunakan untuk mencari pekerjaan atau sebagai modal usaha. Ya karena itu tadi, sawah belum mampu menawarkan masa depan yang gilang gemilang.

Ketidak tertarikan kaum muda menggarap sawah bisa terlihat dengan sedikitnya mereka terjun langsung membantu keluarganya menggarap sawah. Saat ini, sangat sulit mencari para penandur benih untuk di sebar di sawah. Orang tandur sudah semakin langka.

Jika hal semacam ini, menjangkiti pikiran para pemuda sebagai pewaris penggarap sawah, bisa dipastikan sawah sawah di Bantul semakin drastis berkurang.

Selayaknya berbagai pihak yang berkompeten dalam hal urusan pangan rakyat, memperhatikan dan menumbuhkan kesadaran para kaum muda untuk kembali kesawah, melestarikan budaya keluarga petani. Toh, hal ini sebagai pekerjaan yang halal dan mulia.

Bantul, 08052018

0 komentar:

Posting Komentar