Minggu, 27 Mei 2018

Mblusuk di Monumen Gempa Jogja

Minggu 27 Mei 2018 yang cerah! Dari kemarin memang aku agendakan hari ini untuk muter keliling ke rumah teman sekolah nganter undangan reuni. Tanggung jawab tugas sebagai seksi humas kesana kemari nganter undangan.

Undangan yang harus aku antar ke beberapa kecamatan di wilayah selatan Kab Bantul. Dari Canden Jetis, Pundong, Kretek hingga Parangtritis. Berkeliling ke rumah teman begini jadi hiburan tersendiri buatku daripada tiduran di rumah.

Hingga sampai di rumah teman yang beralamatkan di Dusun Sragen Potrobayan Srihardono Pundong Bantul. Nama Dusunnya sama persis dengan nama Kabupaten di utara kota Solo Jateng. Entah duluan mana penamaan wilayah tersebut.

Setelah selesai nganter undangan ku bertanya letak Monumen Gempa yang dekat dengan rumahnya. Temanku bilang di bagian selatan kampung dekat gudang. Segera ku melaju kesana. dan betul letaknya berada di atas tebing sungan Oya.

Monumen Gempa ini bisa dicapai dari Pasar Pundong ke Timur lurus tanpa belok. Ketika aspal halus belok ke utara, silakan laju motor tetap lurus mengikuti jalan tanah. Pas sekitar 100m dari jalan raya terlihat monumen.

Monumen berada terdiri dari tiga batuan semen dan ditengahnya terdapat tugu persegi empat setinggi sekitar 4 meter.
 Pembuatan monumen ini, sebagai refleksi 10 tahun gempa yang terjadi dahsyat pada 27 Mei 2006. Untuk memperingati dan mengenang musibah yang terjadi di pagi itu. Memakan ribuan korban jiwa di seputar Bantul dan Kabupaten sekitarnya.
Letak Monumen berada di penghujung jalan diatas tebing sungai Oya dengan background rimbunnya bambu.


Dari cerita teman yang dekat lokasi monumen, memang tempat ini cukup singup. Dulu kata temen saya, dekat tempuran Sungai Opak dan Oya ini ada sebuah Bumi Perkemahan yang sering di gunakan untuk kegiatan pramuka. Hingga suatu ketika, ada korban jiwa dari peserta kegiatan ketika mandi di area tempuran tersebut.

Maka, Tempat untuk kegiatan berkemah itupun berangsur angsur dihilangkan.

Dari atas terlihat sungai Oya mengalir tenang. Di sebelahnya terlihat pegunungan selatan.
 Beberapa prasasti yang ditanda tangani.



Terdapat 3 prasasti batu yang ditanda tangani Bupati Bantul, Sri Sultan Himangkubuwono 10, Rektor UPN Jogja dan kepala BPPD Bantul.

Secara sekilas memang monumen ini kelihatan kurang terawat dengan baik. Rantai yang mengelilingi monumen terlihat kendor seolah sering dipakai untuk duduk atau bermain.

Ada sebuah warung angkringan tidak jauh dari monumen. Tempat ini, sebenarnya akan dijadikan komoditas tempat tujuan wisata di Kecamatan Pundong namun hari liburan terlihat sepi. tidak ada satupun pengunjung.

Monumen Gempa di Dusun Potrobayan ini, minimal sebagai penanda bahwa tempat ini pernah menjadi episentrum gempa yang membawa banyak korban jiwa di tahun 2006.

Jika anda ingin mengenang dan melihat monumen, tidak ada salahnya berkunjung kesini, untuk menambah semangat beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa. Segala sesuatu akan kembali kepadanya.

Bantul 27 Mei 2018

0 komentar:

Posting Komentar